Waktu itu, aku berangkat ke sekolah. Itu awalku berangkat dari liburan beberapa minggu lalu. Hari ini, calon siswa sedang mendaftarkan diri di sekolah sehingga terkesan ramai sekali sabtu ini tak seperti biasa.
Ku berjalan dari arah parkiran menuju kelas atas sungguh menegangkan bagiku, yah.. pastinya karena aku begitu malu akan banyaknya siswa yang berbaju putih biru itu. Dengan langkah sedikit ragu dan malu, aku berjalan lebih cepat dari kerumunan siswa baru. Saat ku naikan kakiku tangga demi tangga, aku tercengang akan hal yang terjadi padaku. Ku menengok ke belakang dan yah.. ternyata buku dari tasku jatuh, mungkin karena aku kurang hati-hati tadi menutupnya. Agak gugup dan malu untuk menengok ke belakang, namun sesaat ada seorang cowok yang menunduk mengambilkan buku milikku itu. Senang campur malu sih harus berhadapan pertama kalinya dengan cowok itu. Wajahnya yang lugu, sopan, rajin dan terlihat pintar itu membuatku terkesima.
“ Ini kak.” Katanya sembari memberikan buku padaku
“ Oh.. iya dek, makasih ya.” Jawabku dengan sedikit gemetar
“ Iya kak, sama-sama kok.” Katanya selanjutnya
Aku segera meninggalkannya dengan wajah tersenyum didepan, seakan aku berfikir “WOW” untuknya Hahahaha…
Pulang sekolahpun tiba, aku dan temanku pulang tentunya dengan arah yang berbeda pula. Saat aku pulang menuruni tebing sekolah, aku dikagetkan dengan orang yang berada di sampingku. Tak salah lagi saat ku lihat wajahnya ternyata memang benar bahwa ia yang telah membantuku tadi. Senang sekali dalam hatiku dan saat ia berbelok ke parkiran aku tak berfikir akan menanyakan namanya.
Senin harinya, sepulang sekolah. Perjalananku menuju rumah tak sia-sia, karena aku berjalan melewati gang kecil tak melewati kampus seperti biasa. Saat aku membelokkan diri ke ujung gang, aku tak menyangka bahwa aku akan bertemu dengannya untuk ke-3 kalinya. Dia tersenyum bahkan menyapaku saat di jalan. Hatiku terasa berdebar saat itu. Karna mungkin 3 tahun aku tak pernah menyukai orang lain makanya hatiku seperti ini.
2 minggu pun tlah berlalu, aku sempat berkenalan dengannya meski hanya lewat SMS. Dan besok sabtu pun sekolah kami mengadakan “Pentas Seni”. Dia pernah berkata bahwa ia akan tampil mengisi pentas nanti berupa BAND. Senang mendengarnya karena dengan begitu aku dapat melihat dan mendengarkan music yang dimainkannya.
Hari sabtu pun tiba, dia menampilkan BAND dan aku melihatnya didepan. Dia tersenyum padaku dan aku begitu kegirangan di mata temanku.
Sejak itu, aku merasakan ada “lampu hijau” yang muncul dari benakku darinya. Beberapa bulan ini, aku sering menyapa bahkan sering bertemu secara langsung. Tapi tak kulihat wajah ceria seperti dulu yang kulihat. Akhirnya , 2 bulan selanjutnya aku memberanikan diri dan bertanya mengapa ia berubah begini dan ku ungkapkan semua perasaanku padanya. Dan aku SHOCK ketika ia menjawab dengan tertunduk padaku saat itu.
“ Sebenarnya aku hanya ingin berteman dengan kakak. Akhir ini, kau merasa apa yang kakak rasakan, namun aku belum merasakan apa yang kakak rasakan. Aku menjauh dari kakak karna aku tak ingin kakak banyak berharap dariku. “
Setelah ia berbicara itu semua, aku pun terdiam dan tertunduk lalu meninggalkannya. Dan ku tahu bahwa dia bukan untukku. Meski sakit hati ini, namun ini akan menjadi sebuah pelajaran untukku. Agar aku tak terjatuh di lubang yang sama.
0 komentar:
Post a Comment