KAMAR 273
Pagi yang cerah menyelimutiku hari ini. Akupun bersemangat sekali untuk berangkat kuliyah. Dengan cepat bergegas, ku ambil peralatan mandiku dan segera mengantri di kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, akupun terkejut dengan apa yang ku lihat, aku fikir aku bisa bangun lebih pagi dari teman-teman kost ku yang lain, ternyata tidak. Antrian yang cukup panjang di sana sini membuatku bosan mengantri. Hingga akhirnya, HP ku pun bergetar dari kantong plastik. Ku ambil HP ku dan kubuka tombol BUKA. Ternyata yang sms dari Mukti teman ku kuliyah, dia memintaku untuk segera melaporkan tugas kunjungan ke berbagai macam hotel. Namun, baru kurang 1 hotel yang belum ku kunjungi. Aku cukup dekat dengannya bahkan aku menyukainya. Tapi kurasa ia tak tahu itu, biarlah.
Akhirnya, giliranku untuk mandipun tiba.
Keluar dari kost, aku segera meluncur ke kampus dengan menggunakan sepeda motor kesayanganku. Jalanan begitu macet siang ini, namun untunglah tak sepanas senin kemarin, karna panas kemarin membuat keringatku bercucuran sebelum aku sampai ke kampus.
Sesampainya aku di kampus, mataku terbelalak ketika kutemui Mukti di halaman parkiran. Aku fikir dia akan menelfonku untuk kutemui nanti saat aku sampai dikampus ternyata dugaanku salah besar.
“ Baru datang ya?” sapa Mukti padaku dengan sapaan halus
“ Ah.. Iya, aku baru datang.”ujarku dengan gugup
“ Kalau begitu ayo kita kekantin dulu.” Ajaknya
“ Baiklah.” Jawabku dengan malu-malu
Sesampainya dikantin kampus.
“ Mana laporan kunjunganmu?” tanyanya tiba-tiba
“ Oh, iya ini aku. Hanya aku kurang 1 kunjungan saja.Apa boleh aku kumpulkan hari ini?” ucapku dengan gelisah
“ Ku tahu, tugasmu sangatlah banyak. Tapi kamu harus bisa membagi tugasmu dengan baik juga. Aku tak memaksamu untuk mengumpulkannya hari ini meski paling terlambat hari ini, aku akan memberikanmu waktu 3 hari dari sekarang, kau bisa lakukan itu dengan baik.” Jelasnya
“ Aku akan lakukan itu Mukti, maaf dan terimakasih atas bantuanmu.” Kataku penuh semangat
Kami pun pergi beranjak meninggalkan kantin dan berpisah di halaman parkiran.
Sepulang dari kampus, aku langsung pergi ke warnet terdekat untuk mensurvei hotel mana saja yang memiliki fasilitas terlengkap di daerah sini. Dan dalam kejapan mata, browsingku mendapatkannya. Aku terbelalak dengan mata tak percaya. Karna gambar dalam browsingan yang ku upload ini begitu terkesan mistis dengan bangunannya yang kuno dan adanya 2 pohon beringin yang terpampang di depan hotel itu. Akhirnya aku catat alamat dan telfon hotel itu.
Sesampainya di kost, aku telfon pemilik hotel itu untuk memesan 1 kamar di hotelnya. Sehingga besok saat aku kesana tinggal mengambil kunci dan membayarnya tak usah menunggu untuk memesannya.
Pagi harinya, aku pun segera beranjak dari kost untuk segera menginap sehari di hotel yang telah ku pesan itu.
Sesampainya di depan hotel, aku cukup terkesan dan bingung. Karna tampilan luar hotel itu tak seperti cetakan foto yang ku bawa, akhirnya akupun memutuskan untuk mengecek ulang alamat yang tertera di layar HP ku ini dan ternyata benar dan cocok. Akhirnya aku pun masuk.
“Sungguh tampilan yang berbeda dengan aslinya” dalam hatiku berkata
Setelah kuambil kunci, segera ku berjalan menyusuri lorong untuk mencari kamar nomer 273 itu. Sesampainya dikamar, aku langsung mensurvei semua isi kamar secara perlahan dan teliti. Saat aku mensurvei tiba-tiba HP ku berbunyi dari dalam tasku. Ku ambil segera HP ku, mungkin saja ada hal penting dari seseorang. Ternyata dari Mey temanku yang mau berkunjung kesini karna kebetulan ia juga menginap di hotel ini. Aku pun mengijinkannya meski nanti akan sedikit mengganggu tugasku mensurvei.
Karna aku mensurvei terlalu lama, akhirnya aku kebelet pipis dan langsung aku menuju kamar mandi. Tak lama aku didalam kamar mandi, aku mendengarkan ketukan yang begitu keras dari arah pintu depan.
Aku baru ingat bahwa temanku Mey akan datang berkunjung kemari. Akhirnya bergegas aku menuju pintu dan membukanya. Saat aku membuka pelan pintu itu, ternyata tak satupun orang yang muncul dari balik pintu itu. Akhirnya ku tutup pintu itu lagi dan segera ku ambil HP didalam tasku dan ku tekan nomer HP Mey segera.
“ Halo Mey, “ sapa ku dari HP
“ Iya Lin.” Jawabnya
“ Kenapa kamu tadi hanya mengetuk pintuku dan malah kabur?” tanyaku penasaran
“ Aku? Aku belum ke kamarmu Lin, bahkan aku belum tahu nomer kamarmu.” Jawabnya
“ Tapi…” aku tak berani untuk bertanya lagi, fikirku sekarang mungkin hanya orang yang salah kamar saja. Ku akhiri percakapanku dan ku matikan HP ku sejenak dan ku coba untuk berbaring tidur karna hari juga sudah larut malam.
Keesokan harinya, aku terbangun karna banyak sekali langkah kaki dari depan kamarku dan teriakan yang begitu kencang. Ku bangun dan ku cuci mukaku sejenak dipemandian. Ku keluar kamar sangat terkejut karna sudah ada polisi dan dokter yang datang bersinggah. Begitupun aku sangat shock ketika kulihat sebuah mayat terbungkus kain putih melewati diriku yang berdiri didepan pintu kamarku. Sekilas aku merasakan hal negative muncul di pikiranku. Ku tengok tempat orang-orang yang berdatangan dan persis di sebelah kiri kamarku, sudah digaris polisi. Ku dengar, mayat itu tadinya diperkosa dengan di bius dulu oleh kenalannya.
Semenjak kejadian itu, sore harinya pun aku check out dari hotel itu dan segera ku cari HP ku untuk menghubungi Mukti karna tugasku sudah selesai. Dan ternyata betapa terkejutnya aku ketika ku geledah isi tasku, tak kutemukan HP ku disitu. Aku berfikiran bahwa HP ku tertinggal di hotel itu, pernah aku berfikir untuk mengambilnya tapi fikiran itu aku buang jauh-jauh dan kutinggalkan tempat itu secepat mungkin.
0 komentar:
Post a Comment