Telaga Kuno
Aku telah lulus S 1 Fakultas Kesehatan, aku mencari pekerjaan hingga ke pelosok kota dan kudapatkan pekerjaan itu di daerah Depok. Disana aku bekerja selama 5 tahun dengan peringkat terbaik, karna peringkat itu pula yang kudapatkan aku ditugaskan ke desa Ciamunya. Di desa tersebut, aku bekerja sebagai analisis ilmiah. Sesampai di desa Ciamunya aku terkejut karna tampilan desa tersebut seperti rumah horror-horor yang ada di pasar malem. Aku bingung dan bertanya-tanya, apa benar ini desa yang saya tuju. Hingga akhirnya ada orang yang bisa aku temui dan tanyai.
“ Permisi nek, saya mau tanya boleh?” tanyaku pada seorang nenek tua didekat pohon besar.
“ Iya cu, kamu mau tanya apa?” jawabnya tanpa memandangku
“ Desa Ciamunya dimana ya nek?”
“ Ini desa Ciamunya cucu, kamu pasti orang yang ingin singgah kesini ya?” tanyanya
“ Iya nek, saya ditugaskan bekerja disini.”
“ Tak akan bertahan lama kau tinggal disini.” Katanya dengan memandangku tajam
“ Kenapa nek? Lalu kalau aku harus mencari penginapan dimana nek?” kataku dengan takut
“ Mencari penginapan kamu harus melewati telaga disebelah hutan itu, disanalah desa yang sesungguhnya.” Terangnya sambil menunjuk arah
“ Baiklah nek, terimakasih. Saya permisi dulu nek.” Kata ku karna siang sudah menjelang sore.
Aku berjalan menyusuri hutan hingga sore menjelang malam. Akhirnya sampailah aku di sebuah telaga dengan keindahannya. Semilir angin membuatku terenyuh untuk sejenak mencuci muka di telaga itu. Aku terkejut saat mukaku ku cuci di telaga itu. Kulihat secara sambar-sambar ada seseorang yang juga mengambil air disebelahku. Dan saat ku angkat wajahku ternyata tak satupun seseorang disampingku. Karna aku sudah merasa merinding akhirnya aku melanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan. Hingga akhirnya malam pun tiba dan sampailah aku didepan gerbang “Penginapan Tlogo”. Aku pun cepat memasuki penginapan terrsebut karna hujan sudah mulai turun. Aku memesan kamar untuk beberapa hari. Karna pekerjaanku disini cuman sebentar saja. Aku mendapatkan kunci kamar dan dibantu oleh pelayan memasuki kamar. Sampai kamar, akupun mandi dan segera tidur. Tapi entah mengapa, aku selalu teringat kejadian tadi di telaga. Apa itu hanya ilusi atau apa aku tak tahu. Tapi aku merasakan kehadiran seseorang dibilik jendela kamarku. Ketakutan mulai menghinggapiku. Kututup langsung korden kamar tanpa melihatnya dan segera selimut ku tarik karna aku sungguh ketakutan saat itu. Keesokan harinya, aku bangun dan bersiap-siap untuk segera bekerja pada awal hari ini. Saat aku berjalan menyelusuri koridor penginapan ternyata sudah banyak orang yang berada didepan penginapan. Dan ku dengar banyak suara mobil polisi. Entah ada apa aku pun ikut bergabung dengan mereka.
“ Mmm.. maaf, memang apa yang sedang mereka semua kerubungi?” tanyaku pada salah seorang pelayan
“ Oh.. ditelaga itu, telah ditemukan mayat gadis kecil” katanya dengan melihat kerubungan itu
“ Telaga? Telaga yang orang-orang harus lewati itu kalau mau ke penginapan?” sembariku berkata dengan dagdigdug
“ Benar, disini kan hanya ada 1 telaga itu.” cerocosnya
“ Lalu, mengapa gadis itu bisa mati di telaga itu?”
“ Gadis itu bermain dan jatuh kedalam telaga itu. Hingga akhirnya mayatnya terapung dan baru ditemukan pagi ini oleh seorang nenek penunggu hutan.” ujarnya
Akupun shock sekali mendengar ucapan pelayan tadi. Apa yang kulihat waktu itu ditelaga benar-benar gadis itu? Aku tak sanggup berbicara lagi. Aku segera menuju kamar dan merapikan semuanya, kuberikan kunci dan ku bayar muka harga penginapan semalam dan kucari taksi untuk mengantarku pulang. Ditengah perjalanan, aku langsung menelfon pihak Depok dimana aku bekerja. Aku bilang bahwa aku tak sanggup untuk bekerja di desa tersebut dengan alasan lain yaitu ada urusan keluarga.
0 komentar:
Post a Comment