Sumur Puluhan Tahun
Rumahku terletak disebelah rumah yang sekarang tak berpenghuni lagi. Dulu saat umurku 4 tahun, aku sering main disana bersama teman-temanku karna saat itu pemilik rumahnya sangat baik. Kami diijinkan bermain disana dimana saja hanya saja tak boleh main di dekat sumur itu. Sampai sekarang aku masih penasaran dengan sumur itu, kenapa sumur itu dari dulu aku kecil hingga sekarang masih saja tertutupi oleh kayu-kayu yang besar. Pernah saat itu aku dan teman-temanku ingin mendekat kea rah sumur itu, tapi selalu saja tertangkap basah oleh penghuni rumah. Sejak itu kami tidak diperbolehkan main kesana lagi. Padahal disana banyak sekali mainan yang menyenangkan. Baru ku tahu saat aku di rumah bahwa bonekaku tertinggal disana. Aku berfikir banyak sekali untuk mengambilnya atau tidak. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengambilnya diam-diam. Saat itu sore menjelang malam, kulihat pemiliknya meninggalkan rumah dan gerbang kecil disamping rumahku itu masih terbuka mungkin karna pemiliknya lupa menguncinya. Aku menyusup masuk ke rumah tersebut dan mulai mencari dimana aku meletakkan boneka ku. Aku baru teringat bahwa terakhir aku dan temanku bermain di dekat sumur itu. Ada hawa yang sedikit mencurigakan dibelakangku, dan saat aku menoleh, aku tak melihat siapapun. Akhirnya dengan keberanianku saat itu, aku menyusuri jalan setapak dan kutemukan bonekaku di pinggiran sumur itu. Aku jadi semakin penasaran dengan sumur itu. Aku angkati perlahan batang kayu itu hingga akhirnya aku mencium bau yang tak sedap keluar dari sumur itu. Iya, tak salah lagi bau orang meninggal yang ku hirup. Aku melihat ceceran getah yang sudah padat didalamnya, tapi aku tak melihat seseorang yang mati didalamnya. Aku fikir mungkin bangkai ayam. Dan saat membalikkan badan. Aku mendengar tangisan seorang anak wanita didalam sumur itu. Ingin rasanya aku menoleh ke bawah sumur. Tapi, karna jantungku berdegup kencang dan suara petir sudah terlihat akupun lari sedini mungkin untuk menghindari hal-hal yang mungkin terjadi padaku. Sesampainya dirumah, aku langsung memeluk erat bunda tanpa berbicara sepatah katapun. Keesokan harinya, aku baru dapat berbicara panjang lebar terhadap bunda dan bunda segera melaporkan kepada pihak yang berwajib agar mayat korban bias di interogasi lebih lanjut. Akupun senang saat mayat itu dibawa pihak polisi. Dan entah mengapa angin kencang menerpa rambutku dan membisiki kupingku “Terimakasih”
Aku lonjak kaget dan melihat wajah mayat itu, sungguh mengenaskan.
Setelah diinterogasi oleh polisi, mayat wanita itu ternyata anak kandung pemilik rumah, karna pemilik rumah tidak menginginkan anak perempuan, dipendamlah anak perempuan itu hidup-hidup disumur tersebut. Dan sejak itu pemilik rumah tersebut ditangkap polisi.
0 komentar:
Post a Comment