MAKALAH
ANTROPOLOGI
KESEHATAN DAN EKOLOGI
Disusun
Oleh :
Malinda Isnaini D11.2013.01665
FAKULTAS
KESEHATAN
UNIVERSITAS
DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2015
A. Pengertian
Ekologi adalah Ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dengan lingkungannya.
Antropologi kesehatan yakni studi tentang pengaruh
unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan (Solita Sarwono,1993).
Ekologi kesehatan adalah Ilmu yang mempelajari
interaksi antara manusia, lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan
sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada
status kesehatan.
B. Ciri-Ciri EKOLOGI
Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari
lingkungannya. Meskipun lingkungan bersifat mendukung atau menyokong kehidupan
makhluk hidup, namun perlu diingat bahwa tidak semua lingkungan di muka bumi
ini memiliki keadaan yang ideal untuk kehidupan makhluk hidup. Dalam hal ini,
makhluk hidup yang bersangkutan harus dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungannya.
Adapun yang menjadi ciri-ciri lingkungan hidup adalah
1. Adanya habitat
Semua mahluk hidup mempunyai tempat hidup.tempat hidup
disebut habitat.habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan hidup
mahluk yang menghuninya.
2. Adanya mahluk hidup
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan
adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk
hidup) dengan benda mati.Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di
dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme
tersebut—tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea,
dan bakteri—ialah bentukan dasar karbon dan air dengan
pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan.
Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan
berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi
terhadap lingkungannya melalui seleksi alam.
3. Adanya Interaksi
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat.Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti
kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari
hubungan satu dengan yang lain.
C. Hubungan
Antropologi Kesehatan dengan Ekologi
Hubungan
manusia dengan lingkungan, dengan tingkah laku, dengan penyakitnya dan
cara-cara dimana tingkah laku dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan
kebudayaannya selalu melalui proses umpan balik.
Model Hubungan Manusia dengan
Lingkungannya
Menurut
McElroy dan Townsend, lingkungan yang dihadapi manusia dapat digolongkan dalam
3 sub lingkungan abiotik, lingkungan biotic, dan lingkungan budaya.
♥ Adaptasi dalam evolusi biologis,
Bukti
adanya perubahan evolusioner dari organism yang dapat dijumpai dalam
fosil-fosil dan sumber sejarah, mengenai populasi di berbagai wilayah geografi
yang berbeda warna kulit, tipe darah, daya tahan terhadap penyakit tertentu dan
ciri fisik lain.
♥ Adaptasi fisiologis
Manusia
memiliki kapasitas untuk mempertahankan homoestatis, yang kemampuan untuk
mengembalikan keseimbangan unsur dalam bentuk semula sesudah mengalami rangsang
dari luar toleransi.
♥ Adaptasi budaya
Bila
terjadi perubahan lingkungan, manusia dengan cepat dan fleksibel merespon dan
mengubah perilaku mereka, adaptasi perilaku sebagai tipe respons yang utama
terhadap perubahan lingkungan setingkat adaptasi genetic dan fisiologis
D.
KONSEP DASAR ADAPTASI
1.
Manusia sebagai System
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem
yang membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif, sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem social.
Manusia sebagai system adaptif, disebabkan :
-
Setiap individu dapat berubah
-
Setiap individu merespon terhadap perubahan
Manusia sebagai system personal, disebabkan :
-
Setiap manusia memiliki proses persepsi
-
Setiap manusia bertumbuh kembang
Manusia system interpersonal :
-
Setiap manusia berinteraksi dengan yang lain
-
Setiap manusia memiliki peran dalam masyarakat
-
Setiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain
Manusia sebagai system social :
-
Setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan
dalam lingkungannya seperti keluarga, masyarakat dan tempat kerja.
Sistem terdiri dari :
-
Unsur-unsur (komponen, elemen, sub system)
-
Batasan
-
Tujuan
Manusia sebagai system terbuka terdiri dari berbagai sub system yang saling
berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total system. Terdiri dari
beberapa komponen :
a. Komponen biologic (anatomi
tubuh)
b. Komponen psikologik (kejiwaan)
c. Komponen social (lingkungan)
d. Komponen kultural (nilai
budaya)
e. Komponen spiritual
(kepercayaan agama)
Individu
|
Keluarga
|
Masyarakat
|
( system
personal )
|
( system
interpersonal )
|
( Sistem
social )
|
Perawat
harus mengerti tentang Konsep :
- Self
- Persepsi - Tubuh kembang |
Perawat
harus mengerti tentang Konsep :
- Interaksi
- Peran - Komunikasi |
Perawat
harus mengerti tentang Konsep
:
- Organisasi
- Power - Otoritas - Pengambilan keputusan |
2.
Manusia sebagai Adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon
terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas
atau keutuhan. Lingkungan : seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi
perkembangan organisme atau kelompok organism. Model konsep adaptasi pertama
kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini diekmbangkan dari
konsep individu dan proses adaptasi seperti dibawah ini :
Terdapat
tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi:
-
Respon takut ( mekanisme bertarung)
-
Respon inflamasi
-
Respon stress
-
Respon sensori
Menurut Roy
Prilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh.
Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan.
Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan.
Asumsi dasar model adaptasi Roy :
1.
Manusia merupakan keseluruhan dari biopsikologi dan social yang terus
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme
pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami
bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya
manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun
negative.
4. Kemampuan adaptasi manusia
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan
baik positif maupun negative.
5.
Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, Menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
System adalah suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ).
Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:
a. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Untuk mencapai suatu homeostatis, seseorang harus beradaptasi sesuai
dengan perubahan yang terjadi
c. Terdapat 3 tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy,
diantaranya :
- Focal Stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang
dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu
- Kontekstual stimulus yaitu stimulus lain yang dialami seseorang dan baik
stimulus internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi kemudian dapat
dilakukan observasi diukur secara subjektif
- Residual stimulus yaitu stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang
ada atas sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang
sukar dilakukan observasi.
d. Sistem adaptasi memiliki mode adaptasi diantaranya :
- Pertama, fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endokrin.
- Kedua, konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.
- Ketiga, fungsi peran yaitu proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.
5. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.
3.
Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung
pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai
makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan,
gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur
yang lain.
Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan
karena:
- Manusia
terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
- Manusia
mempertahankan hidup
- Manusia
tidak terlepas dari hukum alam
Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
- Setiap
individu memiliki kepribadian yang unik
- Setiap
individu memiliki tingkah laku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan
- Setiap
individu memiliki kecerdasan dan daya piker
- Setiap
individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian
Manusia sebagai makhluk social, karena:
- Setiap
individu hidup bersama dengan orang lain
- Setiap
individu dipengaruhi oleh kebudayaan
- Setiap
individu terikat oleh norma yang berlaku di masyarakat
- Setiap
individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
- Setiap
individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuan orang lain
Manusia sebagai makhluk spiritual, karena:
- Setiap
individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
- Setiap
individu memiliki pandangan hidup dan dorongan sejalan dengan keyakinan yang
dipegangnya
Manusia sebagai makhluk cultural :
- Manusia
mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jati dirinya
- Sebagai
pembeda dan pembatas dalam hidup social
- Kultur
dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup
E. MACAM-MACAM ADAPTASI
1.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau
alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Pada adaptasi
ini biasanya bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada bentuk paruh,
bentuk kaki, maupun bentuk seluruh tubuh secara keseluruhan.
Adaptasi
pada bentuk tubuh ini berfungsi untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan cara
ia mendapatkan makanan dan menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan bagaimana ia
tinggal di tempat tersebut.
Contoh
adaptasi morfologi pada makhluk hidup darat :
1) Tumbuhan
xerofit seperti kaktus memiliki batang yang tebal untuk menyimpan air, memiliki
daun yang berduri yang berfungsi untuk mengurangi penguapan, dan memiliki akar
yang panjang dan menyebar agar lebih mudah mencari air. Hal ini dilakukan
karena habitatnya yang gersang dan tandus.
2) Kelinci
gurun mempunya telinga yang besar untuk mendinginkan tubuhnya. Karena pada saat
darah kelinci tersebut mengalir melewati telinga maka darah akan melepaskan
panas keselilingnya.
3) Katak
gurun memiliki kaki bertanduk yang berguna untuk menggali lubang hingga 3
meter. Lubang ini digunakan untuk melindungi dirinya dari panas terik gurun.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup
terhadap keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh
mata. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian
dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti fungsi jantung manusia
untuk beradaptasi dengan daerah tinggi.
Contoh adaptasi fisiologi antara lain
:
1) Saat
berada di daerah yang tinggi seperti dipuncak gunung manusia memproduksi butir darah
merah lebih banyak agar lebih banyak mengikat oksigen. Sebab di dataran tinggi
tekanan atmosfirnya lebih kecil daripada didataran rendah sehingga hanya
sedikit oksigen yang bisa masuk ketubuh kita.
2) Ikan yang
hidup di air asin lebih pekat mengeluarkan urin daripada ika yang hidup di air
tawar. Ikan yang hidup diair asin mengeluarkan urin yang lebih pekat agar
jumlah garam ditubuh ikan tersebut tidak berlebihan.
3.
Adaptasi Tingkah Laku
Contoh
adaptasi tingkah laku :
1) Bunglon
mengubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungannya adar lebih mudah
mendapatkan mangsanya.
2) Ikan paus
dan lumba-lumba secara berkala muncul kepermukaan air untuk bernafas. Karena
Paus dan Lumba-lumba merupakan hewan mamalia yang bernafas dengan paru-paru.
3) Rayap
yang kulitnya mengelupas maka akan dimakan kembali oleh rayap tersebut. Hal ini
dilakukan karena didalam kulit rayap tersebut ada usus rayap yang ikut
mengelupas dan usus tersebut memiliki flagelata yang menghasilkan enzim
selulase yang dapat mencernakan kayu. Selain itu juga, rayap muda menjilati
dubur rayao dewasa dengan tujuan mendapatkan enzim selulase untuk mencernakan
kayu.
F. Keterbatasan Adaptasi Manusia terhadap Lingkungannya
1.
Perubahan lingkungan yang cepat, akan selalu mendorong masyarakat yang
hidup di dalamnya untuk beradaptasi.
2. Kemampuan suatu masyarakat
beradaptasi sangat tergantung pada kemampuan budaya mereka menerima dan
mengolah unsur-unsur yang datang dari luar budaya mereka.
3.
Unsur budaya yang paling cepat beradaptasi adalah sistem ekonomi, ditandai
dengan kemampuan menyerap teknologi baru yang dihasilkan sebagai bentuk
penyesuaian terhadap perubahan tersebut.
G. Peranan dalam Evolusi Manusia
Mendukung upaya yang akan
dilakukan manusia, karena adanya acuan yang lebih baik untuk mencegah
terjadinya perubahan-perubahan maupun kerusakan yang dapat merugikan kondisi
lingkungan serta menjaga kesinambungan ketersediaan sumber daya agar lestari
dan manfaatnya yang dapat berkelanjutan.
0 komentar:
Post a Comment