MENYIKAPI PERBEDAAN BEDA AGAMA
Akhirnya, kalian bisa bersama (selamanya) Entah dengan cara kawin lari atau persetujuan keluarga. Namun, tetap dengan keyakinan yang berbeda. Apakah kalian sanggup menerima perbedaan tersebut?
Berikut beberapa hal yang sebaiknya kamu pikirkan:
- Menjalin hubungan romantis dengan seseorang yang berbeda agama ituh ibarat “memikul kOk yang tidak seimbang”. Coba bayangkan apakah nyaman jika kita memikul misal, di sebelah kiri 1 kg sementara di sisi lain 2 kg?
- Kalu kata Om @gajahpesing, “Kasihan anaknya harus milih agama.” Oke, walau ortunya seagama, tetep si anak masih punya hak untuk memilih agama. Tapi,mendidik anak dengan satu cara alangkah lebih baiknya, termasuk urusan ibadah.
- Sudah siap untuk beribadah masing-masing? Tidak ada perasaan cemburu ketika melihat pasangan lain beribadah bersama-sama
TUJUAN BERPACARAN
Ayo deh, mikir, mikir, mikir. Ada yang bingung nggaK sih? Misalnya nih kamu pacarannya waktu SMP, pasti niat buat selamanya sama dia alias nikah ngga terbersit kan? Jadi, kamu pacaran buat apa? Senang-senang, prestise, kamu pengen ngerasain kegiatan berpacaran itu?
“Dengan berpacaran, kita bisa tau berbagai karakter orang. Bisa mempelajari bagaimana berhubungan dengan orang lain.”
Aku rasa statement di atas ngga berlaku.
Mempelajari dan menjalin hubungan dengan orang lain, nggak harus lewat pacaran kan? Nggak habis-habis dong. Kalo kita pacaran, terus ngga cocok. Gitu seterusnya. Jadinya, kita cuman belajar ‘kawin-cerai’ hha:)
menjadi sahabat yang tulen alias sahabat sejati itu lebih bisa memaknai karakter sesorang. ayo buktikan!!
0 komentar:
Post a Comment